GAZA • En Indonésie, les islamistes se mobilisent

Publié le 18 janvier 2009 par Fouchardphotographe @fouchardphoto

"Le Front de défense de l'islam (FPI) et le Front de libération de Gaza du département de Poso, dans les Célèbes, viennent d'ouvrir un bureau d'inscription pour les volontaires désireux de partir aider les Palestiniens à combattre l'agression militaire israélienne", rapporte le site de l'hebdomadaire Tempo. "On leur fait bien comprendre qu'ils doivent être prêts à ne jamais revoir leur mère patrie", souligne-t-il. Depuis une semaine, trente-six volontaires se sont déjà inscrits, affirmant vouloir mener le djihad en Palestine. Le coordinateur du FPI de Poso, Sugianto Kaimudin, explique que c'est un devoir pour chaque musulman. Il rappelle également que l'usage d'armes sophistiquées dans les combats ne fait pas peur aux volontaires qui, avant leur départ, sont sélectionnés d'après leurs capacités mentales et physiques. www.courrierinternational.com

Mujahid Poso Siap Berangkat ke Palestina

Front Pembela Islam (FPI) dan Front Pembebasan Gaza Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, membuka pendaftaran bagi relawan yang ingin membantu warga Palestina melawan agresi militer Israel. Mereka yang mendaftar ditekankan untuk siap tidak kembali ke tanah air. Sejak pendaftaran relawan diibuka pada Rabu (7/1) di Posko Relawan, Kelurahan Moengko, Kecamatan Poso Kota, hingga Jumat (9/1), sudah sekitar 36 relawan mendaftarkan diri. Mereka mengaku ingin berjihad ke Palestina. Menurut Koordinator FPI Poso Sugianto Kaimudin, berjihad melawan kekejaman Israel di Pelestina sebuah keharusan setiap muslim karena telah nyata perebutan Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam. Karena itu dibutuhkan orang-orang yang mau berangkat ke Palestina dan siap tidak kembali ke tanah air. "Bagi kami darah untuk Palestina adalah sah adanya." Sugianto mengatakan, meski peperangan di Jalur Gaza menggunakan persenjataan serba canggih, namun hal itu tidak akan menggentarkan para relawan karena semua relawan akan diberi pembekalan dan melalui seleksi terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Salah seorang relawan, Zainul, 35, mengaku geram menyaksikan kekejaman Israel menyerang warga sipil Paletina, termasuk anak-anak dan perempuan. "Apa yang kita saksikan hari ini di Paletina adalah jihad besar, dan kami terpanggil untuk turut berjihad berperang melawan Israel laknatullah," kata Zainul yang mengaku mendapat restu anak dan isteri untuk bergabung dengan para relawan berjihad ke Palestina.

www.tempointeraktif.com - Photo : www.lefigaro.fr/international